SERANGAN SERANGGA TOMCAT
Serangan serangga tomcat mulai merambah Kabupaten Bojonegoro. Siti Roikhatun (1,5), seorang balita asal RT.13/RW.03, Dusun Kawis, Desa Sumbertlaseh, Kecamatan Dander, di duga kuat terserang serangga tomcat. Kulit dibeberapa bagian tubuh bocah itu memerah, mengeluarkan air (seperti melepuh) dan suhu tubuhnya panas.
Menurut penuturan Gangsar Widodo, bapak balita tersebut, anaknya mulai terjangkit sakit menyerupai serangan tomcat sejak seminggu lalu. Yakni sehari setelah sang anak diajak menjemur gabah oleh Liatun, istrinya.
”Saya kira hanya sakit gatal biasa. Karena awalnya hanya tangan kirinya yang merah,” ujar Widodo.
Namun beberapa hari kemudian warna merah itu, lanjut dia, mulai menjalar dibeberapa bagian tubuh anaknya. Yaitu tangan kanan, kedua kaki, pundak dan dadanya.
”Kulitnya merah ada cairanya menyerupai sakit dompo. Mungkin karena gatal dan digaruk-garuk itulah akhirnya mrembet kemana-mana,” jelasnya.
Karena takut terjadi apa-apa pada anaknya, Widodo, Sabtu (24/3) kemarin, membawa anaknya ke seorang mantri di desanya. Hasil pemeriksaan, sakit gatal yang diderita anaknya disebabkan alergi.
Dia mengaku, ada beberapa tetangganya yang mengalami sakit kulit sama seperti anaknya. Beberapa bagian kulit ditubuhnya juga berwarna merah berisi cairan seperti melepuh.
”Bukan hanya balita. Orang dewasa disini juga ada yang sakit seperti anak saya. Kira-kira jumlahnya ada 6 orang,” tuturnya.
Meski demikian, Widodo tak dapat memastikan apakah sakit gatal yang diderita anak dan tetangganya itu disebabkan dari serangan hama tomcat. Hanya saja, sekarang ini kumbang peldurus (sebutan lain tomcat) banyak dijumpai disekitar rumahnya. Karena saat ini, di wilayah tersebut sedang musim panen padi. Apalagi, jarak rumah Widodo dengan areal persawahan kurang dari 10 meter.
”Saya baru tahu ini kalau belalang itu bisa membuat kulit merah seperti dompo,” ungkapnya.
Seperti diketahui, serangga Tomcat banyak dijumpai di daun dan batang padi. Apalagi saat musim panen seperti ini hewan tersebut beterbangan kemana karena padi yang menjadi tempat berkembang biak dipanen. (dwi/kominfo)
http://www.bojonegorokab.go.id/
Menurut penuturan Gangsar Widodo, bapak balita tersebut, anaknya mulai terjangkit sakit menyerupai serangan tomcat sejak seminggu lalu. Yakni sehari setelah sang anak diajak menjemur gabah oleh Liatun, istrinya.
”Saya kira hanya sakit gatal biasa. Karena awalnya hanya tangan kirinya yang merah,” ujar Widodo.
Namun beberapa hari kemudian warna merah itu, lanjut dia, mulai menjalar dibeberapa bagian tubuh anaknya. Yaitu tangan kanan, kedua kaki, pundak dan dadanya.
”Kulitnya merah ada cairanya menyerupai sakit dompo. Mungkin karena gatal dan digaruk-garuk itulah akhirnya mrembet kemana-mana,” jelasnya.
Karena takut terjadi apa-apa pada anaknya, Widodo, Sabtu (24/3) kemarin, membawa anaknya ke seorang mantri di desanya. Hasil pemeriksaan, sakit gatal yang diderita anaknya disebabkan alergi.
Dia mengaku, ada beberapa tetangganya yang mengalami sakit kulit sama seperti anaknya. Beberapa bagian kulit ditubuhnya juga berwarna merah berisi cairan seperti melepuh.
”Bukan hanya balita. Orang dewasa disini juga ada yang sakit seperti anak saya. Kira-kira jumlahnya ada 6 orang,” tuturnya.
Meski demikian, Widodo tak dapat memastikan apakah sakit gatal yang diderita anak dan tetangganya itu disebabkan dari serangan hama tomcat. Hanya saja, sekarang ini kumbang peldurus (sebutan lain tomcat) banyak dijumpai disekitar rumahnya. Karena saat ini, di wilayah tersebut sedang musim panen padi. Apalagi, jarak rumah Widodo dengan areal persawahan kurang dari 10 meter.
”Saya baru tahu ini kalau belalang itu bisa membuat kulit merah seperti dompo,” ungkapnya.
Seperti diketahui, serangga Tomcat banyak dijumpai di daun dan batang padi. Apalagi saat musim panen seperti ini hewan tersebut beterbangan kemana karena padi yang menjadi tempat berkembang biak dipanen. (dwi/kominfo)
http://www.bojonegorokab.go.id/
0 comments:
Post a Comment